Sekretariat:


Musholla Pesantren Al Mubarok

Kertomulyo Rt.01 Rw.04 Trangkil Pati Jawa Tengah

Jl. Soponyono RT 06 RW 02 Panggungroyom Wedarijaksa Pati Jawa Tengah

Silahkan mencari disini

Sabtu, 16 April 2011

Pesona Kelembutan Islam



Di antara akhlak Nabi Saw. yang paling menonjol, beliau adalah pribadi yang lemah-lembut. Kesaksian semua orang yang pernah semasa dengan beliau, menggambarkan bahwa beliau tidak pernah berkata kasar, tidak pernah mengumpat, dan tidak pernah berlaku bengis. Bahkan, beliau SAW tidak pernah marah, kecuali terhadap perbuatan yang melanggar kehormatan agama. Dalam ungkapan yang singkat, Dr. Yusuf al-Qardhawi mengatakan, “Barangsiapa membaca sunnah Rasul SAW, baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka akan menemukan pancaran kelemahlembutan dalam berdakwah dan interaksi sehari-hari…”

Ada beberapa hikmah yang bisa kita peroleh dari perangai lemah-lembut, seperti telah dicontohkan oleh Nabi Saw. Yaitu di antaranya:

Pertama, kelemahlembutan bisa membuat kita menjadi pribadi yang indah.

Secara garis besar, Allah SWT mengkaruniakan dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik dan keindahan kepribadian. Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila tingkah-laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, kelemahlembutan menjadi kunci untuk mewujudkan pribadi yang indah. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memberi (keutamaan) kepada kelemahlembutan, yang tidak diberikanNya kepada kekerasan, dan tidak juga diberikanNya kepada (sifat-sifat) yang lain.” (HR. Muslim dari `Aisyah ra.)

Dalam kesempatan lain, Nabi Saw. bersabda: “Sesungguhnya kelemahlembutan tidak melekat pada sebuah pribadi kecuali sebagai perhiasan, dan tidak terlepas darinya kecuali sebagai keaiban.” (HR. Muslim)

Kedua, kelemahlembutan bisa membentuk orang-orang dan lingkungan di sekitar kita.

Banyak Sahabat radhiyalLahu ta’âlâ `anhum yang memperoleh hidayah (masuk Islam) setelah menyaksikan pribadi Nabi SAW yang lemah-lembut. Salah satunya adalah Tsumâmah bin Atsâl ra. Suatu hari, Tsumâmah yang masih musyrik tertangkap dalam sebuah peperangan melawan kaum Muslimin. Ketika Nabi SAW menjenguk para tawanan, beliau sempat bertanya kepada Tsumâmah, “Apa yang ingin kau katakana, wahai Tsumâmah?” Tsumâmah menjawab, “Jika kau hendak membunuhku, hai Muhammad, sesungguhnya kau membunuh seseorang yang memiliki pengaruh kuat. Jika mau berbuat baik kepadaku, maka kau berbuat baik kepada orang yang tahu berterima kasih. Dan jika kau ingin harta tebusan, sebutkan saja berapa pun jumlahnya, pasti akan aku bayar.”

Namun Nabi Saw. tidak memerintahkan untuk membunuh Tsumâmah, atau meminta tebusan darinya. Beliau SAW malah mengingatkan para Sahabat ra. agar merawat Tsumâmah dan tawanan lainnya dengan baik. Demikianlah, sampai tiga kali kesempatan Nabi Saw. menanyakan hal yang sama kepada Tsumâmah, ia terus menantang untuk dibunuh saja atau membayar tebusan dalam jumlah yang besar.

Setelah para tawanan tersebut dirawat hingga pulih kondisi mereka, alih-alih mereka dibunuh atau dimintai uang tebusan; Nabi SAW dengan senyum mengembang malah membebaskan mereka tanpa syarat dan menyuruh mereka untuk kembali kepada keluarga masing. Tsumâmah pun beranjak meninggalkan Nabi Saw dan para Sahabat ra. Namun tak lama berselang, ia kembali menghadap Nabi SAW, mengikrarkan keislamannya. Lalu ia berkata, “Sungguh, wahai Rasulullah, sebelum ini tiada orang yang paling saya benci di dunia selain anda. Tapi sekarang anda menjadi orang yang paling saya cintai di dunia ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, kelemahlembutan adalah pelindung hati dari noda dan penyakit kalbu.

Yang perlu disadari, ketika kita berkata kasar dan mengumpat, sebenarnya kita tidak sedang merugikan orang lain. Tapi, terlebih lagi, kita sedang menodai hati kita sendiri, mengotorinya dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras.

Suatu kali, Nabi SAW. tengah duduk bersama Aisyah ra. Lalu melintaslah sekelompok orang Yahudi di hadapan beliau. Tiba-tiba mereka menyapa Nabi Saw. dengan memelesetkan ungkapan “Assalâmu’alaikum” menjadi “Assâmu `alaika”-kebinasaan atasmu, hai Muhammad. Mendengar serapah orang-orang Yahudi itu, Aisyah ra. naik pitam dan balik memaki mereka. Namun Nabi SAW segera menenangkan Aisyah ra. dan memintanya agar tidak mengotori mulut dan hatinya dengan kekasaran dan kebencian. Lalu beliau memberikan alasan: “Sesungguhnya Allah Swt. lembut, dan menyukai kelemahlembutan dalam segala hal.” (HR. al-Bukhari)

Lemah-lembut dalam tutur kata, lemah-lembut dalam canda, serta lemah-lembut dalam tingkah-laku ternyata merupakan salah satu keteladanan yang paling menonjol dalam diri Rasulullah Saw. Dan saat ini, dalam keseharian kita, baik dalam lingkup kehidupan sosial yang paling kecil hingga yang paling besar; betapa kita menghajatkan keteladanan ini demi terus menjaga keseimbangan sosial yang kita miliki. Toh Allah Swt. telah berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap (keridhaan) Allah…” (Al-Ahzâb; 21)

Kelemahlembutan bukan indikasi ketidakberdayaan, tetapi merupakan tanda kemampuan untuk mengendalikan diri. Sebaliknya, kekasaran bukan tanda kekuasaan, namun tanda kerapuhan emosional dan kelemahan kepribadian.

Pada titik singgung ini, Nabi SAW bersabda: “Apabila Allah SWT menyukai seorang hamba, maka Ia akan mengkaruniainya kelemahlembutan. Dan barangsiapa dari keluargaku yang mengharamkan/ menjauhi kelemahlembutan, maka sesungguhnya dia telah menjauhi kebaikan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Senin, 11 April 2011

Tips Memilih Pasangan Hidup




Menikah mengandung tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat dan islami. Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.

A. Beberapa kriteria memilih calon istri

1. Beragama islam (muslimah). Ini adalah syarat yang utama dan pertama.
2. Memiliki akhlak yang baik. Wanita yang berakhlak baik insya Allah akan mampu menjadi ibu dan istri yang baik.
3. Memiliki dasar pendidikan Islam yang baik. Wanita yang memiliki dasar pendidikan Islam yang baik akan selalu berusaha untuk menjadi wanita sholihah yang akan selalu dijaga oleh Allah SWT. Wanita sholihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
4. Memiliki sifat penyayang. Wanita yang penuh rasa cinta akan memiliki banyak sifat kebaikan.
5. Sehat secara fisik. Wanita yang sehat akan mampu memikul beban rumah tangga dan menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.
6. Dianjurkan memiliki kemampuan melahirkan anak. Anak adalah generasi penerus yang penting bagi masa depan umat. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar memilih wanita yang mampu melahirkan banyak anak.
7. Sebaiknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara keluarga yang baru terbentuk dari permasalahan lain.

B. Beberapa kriteria memilih calon suami

1. Beragama Islam (muslim). Suami adalah pembimbing istri dan keluarga untuk dapat selamat di dunia dan akhirat, sehingga syarat ini mutlak diharuskan.
2. Memiliki akhlak yang baik. Laki-laki yang berakhlak baik akan mampu membimbing keluarganya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
3. Sholih dan taat beribadah. Seorang suami adalah teladan dalam keluarga, sehingga tindak tanduknya akan ‘menular’ pada istri dan anak-anaknya.
4. Memiliki ilmu agama Islam yang baik. Seorang suami yang memiliki ilmu Islam yang baik akan menyadari tanggung jawabnya pada keluarga, mengetahui cara memperlakukan istri, mendidik anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara halal dan baik.

Sebagai catatan tambahan, dianjurkan memilih calon pasangan hidup yang jauh dari silsilah kekerabatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keturunan dari penyakit-penyakit menular atau cacat bawaan kekerabatannya. Selain itu juga dapat memperluas pertalian kekeluargaan dan ukhuwah islamiyah.

Semoga kita semua dibimbing oleh Allah SWT dalam berikhtiar mendapatkan pasangan hidup yang terbaik dan diridhoi-Nya serta dapat ikut serta menemani kita ke surga dunia dan akhirat. Amin.

Referensi:

1. Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
2. “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)
3. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)
4. “Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)
5. “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
6. Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
7. Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Apakah kamu sudah menikah ?” Jabir berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah : “Perawan atau janda?” Maka saya menjawab, janda. Rasulullah bersabda : “Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu.”
8. “ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al Baqarah : 221)
9. “Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)
10. “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur : 32)
11. Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi WaSallam : “Jangan membenci seorang Mukmin (laki-laki) pada Mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai.” (HR. Muslim)
12. Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki : “Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”
13. http://tipsoke.com/tips-oke-memilih-pasangan-hidup-menurut-islam.html

Sabtu, 09 April 2011

Waliyulloh Yang Sholat Diatas Air

Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.

Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.

Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!" Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Apa hal?" Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?"

Wali itu berkata, "Dekatkan dirimu kepada Allah."

Para penumpang itu berkata, "Apa yang mesti kami buat?"

Wali Allah itu berkata, "Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat."

Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, "Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat."

Wali Allah itu berkata lagi, "Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah."

Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.

Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.

Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, "Siapakah kamu wahai wali Allah?"

Wali Allah itu berkata, "Saya ialah Awais Al-Qarni."

Peniaga itu berkata lagi, "Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir."

WaliAllah berkata, "Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?"

Peniaga itu berkata, "Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah."

Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W>T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.

Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.

Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a'alam.

Waliyullah


Wali berasal dr kata "waliyayawla" yg berarti "dekat dgn sesuatu".
Al-waliyyu = orang yg memiliki kedekatan dgn Allah atau orang yg disayang Allah.

Menurut Imam Al-Qusyairi, ada 2 pengertian wali :
1. Wali Salik = orang yg dgn sekuat tenaga berusaha menjaga hatinya agar tetap taat & hanya bergantung kpd Allah tanpa diselingi kedurhakaan.
2. Wali Majdzub = orang yg hatinya secara penuh & terus menerus dlm penjagaan Allah.
Penjagaan Allah thd wali disebut Mahfuzh, penjagaan Allah thd Nabi disebut Ma'shum.

KRITERIA WALI
Menurut Ibnu Araby dlm kitab Al-Futuhat Al-Makiyyah, ada 8 kriteria kewalian :
1. Orang yg hanya menjadikan Allah sbg pelindung
2. Orang yg mencintai & berusaha meniru sifatNYA
3. Orang yg senantiasa kembali &menyegerakan bertaubat kpdNYA
4. Orang yg slalu berusaha menyucikan diri lahir batin
5. Orang yg sabar atas takdirNYA
6. Orang yg bersyukur atas nikmatNYA
7. Orang yg brbuat baik & memperbaiki/muhsin
8. Orang yg menghadirkan Allah dlm hati setiap saat

TINGKATAN WALI MENURUT KITAB AL-FUTUHAT AL-MAKIYYAH

1. Wali Quthub/Al Ghauts
Wali yg paripurna. Bertugas memimpin para wali diseluruh alam. Jumlahnya tiap masa hanya 1, bila ia wafat, ia akan digantikan oleh wali Aimmah.

2. Wali Aimmah
Pembantu wali Quthub. Jumlahnya ada 2. Bila Wali Quthub wafat, maka salah 1 wali Aimmah akan menggantikan posisinya.
Gelar Wali Aimmah :
a) Abdul Rabbi bertugas menyaksikan alam ghaib
b) Abdul Malik bertugas menyaksikan alam malaikat

3. Wali Autad
Jumlahnya selalu 4 ( empat ) setiap masa. Masing - masing menguasai 4 mata angin yg berpusat di Ka'bah Mekkah.
ddalam maqam Autad kadang terdapat wali wanita.
gelar autad :
- Abdul Hayyi
- Abdul Alim
- Abdul Qadir
- Abdul Murid

4. Wali Abdal
berarti Wali Pengganti. Bila salah satu anggotanya ada yg wafat, maka para wali / al Ghautz akan menunjuk penggantinya.
Jumlahnya selalu 7 setiap masa, mereka menguasai 7 iklim.

5. Wali Nuqaba'
Jumlahnya selalu 12. mereka sangat menguasai hukum syariat.
Jika wali Nuqaba' melihat jejak kaki seseorang, maka ia akan dapat mengetahui apakah jejeak tsb milik orang baik, jahat, pandai atau bodoh.

6. Wali Nujaba'
Wali ini hanya bisa dikenali oleh wali yg tingkatannya lebih tinggi.jumlahnya selalu 8 orang.
Doa mereka sangat mustajab

7. Wali hawariy
Wali Pembela. Jumlahnya 1 orang.
Tugasnya membela agama Allah baik dengan argumen maupun dengan senjata.

8. Wali Rajabiyyun
Jumlahnya selalu 40 orang. tersebar diberbagai negara dan mereka saling mengenal satu sama lain.
Karamah mereka muncul setiap bulan RAJAB.
Konon tiap memasuki bulan rajab, badan kaum Rajabiyyun terasa berat bagai terhimpit langit.
mereka hanya berbaring diranjang tak bergerak & kedua mata mereka tak berkedip hingga sore hari.
Keesokan harinya hal tsb mulai berkurang. Pada hari ketiga, mereka masih berbaring tapi sudah bisa berbicara & menyaksikan tersingkapnya rahasia Illahi.

9. Wali Khatamul Awliya'
Penutup para wli. jumlahmnya hanya 1. bertugas menguasai & ... ...mengurusi wilayah kekuasaan umat Rasululah SAW.

10. Wali Rijalul Ghaib
jumlahnya 10 orang. mereka adalah para pemuda yg sangat khusyu' beribadah & selalu berbicara dgn berbisik karena malu kpd Allah SWT.

Menurut Ibnu Araby, masih ada 24 tingkatan lagi, seperti Adammiyun, Musawiyun, Rijalul fath, Rijalul Ma'arij al Ula, Ahli Ainit Tahkimwaz Zuaid dll.

sejatinya masalah hierarki / tingkatan kewalian hanya diketahui oleh Allah SWT, Rasul-NYA & para wali-NYA, sesuai dengan ungkapan :

" La Ya'riful waliy illal waliy "
(tidak ada yang mengenali wali kecuali seorang wali)

Jangan mudah percaya dengan pengakuan seseorang yg menyatakan dirinya Wali, sebab para wali selalu dalam keadaan tersembunyi, mahfuzh & tidak pernah menonjolkan maqam kewaliannya.

Jumat, 08 April 2011

Sepuluh Tips Saat Ujian


Ketika kamu melakukan ujian, kamu sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami materi Sekolah, atau dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Bila kamu ragu terhadap kejujuran ujian, atau kredibilitas ujian tersebut untuk menguji kemampuanmu, temuilah
Guru pembimbingmu.

Ujian memberikan dasar evaluasi dan penilaian
terhadap perkembangan belajarmu.

Ada beberapa kondisi lingkungan,
termasuk sikap dan kondisimu sendiri, yang mempengaruhimu dalam melakukan ujian.

Sepuluh tips untuk membantu kamu dalam mengerjakan ujian:

*

Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
*

Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
*

Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
*

Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
*

Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil
*

Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
*

Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
*

Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
*

Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
*

Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.